Assalamu'alaikum wr.wb
Selamat malam sobat Fahri Blog, Berhubung ini malam minggu kali ini saya akan memberikan sebuah artikel untuk para remaja termasuk saya juga hehehe.... Tujuan saya adalah memberikan informasi kepada teman-teman yang masih mengalami gejolak rasa ingin tahu yang tinggi supaya mereka dapat mengerti perasaan pasangan mereka masing-masing.
Apa yang ada dalam pikiran
anda tentang pria? Ada yang mengatakan pria seperti raja yang ber-ego
besar dan kemauan mereka harus dituruti. Ada juga yang mengibaratkan
pria seperti cokelat yang lembut dan romantis. Ada pula yang berkata
pria ibarat rumah, yang memberikan perlindungan, rasa aman, ketenangan
jika berada di dekatnya. Wanita bahkan mengibaratkan laki-laki seperti
oksigen, wanita tak pernah akan bisa hidup tanpanya.
Dari segitu banyaknya
perumpamaan tentang pria, ternyata pria sendiri masih menjadi misteri
bagi kebanyakan wanita. Menurut John Gray dalam bukunya Men are from Mars, Women are from Venus,
pria dan wanita itu berbicara dengan dua bahasa yang berbeda. Perbedaan
ini dibaratkan John Gray dengan pria berasal dari Mars sedangkan wanita
dari Planet Venus. Sesungguhnya mereka punya bahasa yang sama, hanya
saja pengungkapannya berbeda. Gara-gara itu pula, sering terjadi salah
paham antara pria dan wanita.
Pria dan wanita, jelas beda!
Menurut buku Silly Man from Mars and Pitty Women from Venus,
pria dan wanita itu hidup dalam dunia berbeda,persepsi, prioritas,
prilaku dan nilai-nilai yang berbeda. Tak heran jika banyak perceraian
yang terjadi berpangkal dari masalah komunikasi pria dan wanita.
Pria menurut wanita enggan dikritik dan
kurang sensitif. Sedangkan bagi pria, wanita itu cerewet dan pengatur.
Pria kebanyakan bisa dengan mudah membaca peta dan memarkirkan mobil
karena kecerdasan spasial mereka cenderung tinggi. Tapi bagi wanita tak
terlalu butuh peta, dengan bertanya sana-sini lalu beberapa petunjuk,
sudah pasti dengan mudah wanita menemukan tempat yang dituju.
Wanita memiliki daya pandang periferal
(melingkar) hampir mencapai 180 derajat. Sedangkan pria hanya sanggup
menatap lurus ke depan dalam jarak yang cukup jauh. Karena itu wanita
sering heran mengapa pria sanggup melihat hal detil dalam jarak jauh
sementara mereka sulit menemukan selai dalam kulkas. Wanita memiliki
indera penciuman dan cita rasa yang tajam serta sanggup membedakan
suara-suara, namun pria lebih mudah menebak darimana arah suara itu
datang.
Pria juga cenderung mengabaikan
masalah-masalah sepele dibandingkan wanita yang memperhatikan masalah
sedetil-detilnya. Hal ini diungkapkan oleh Rustika Thamrin, psikolog di
Rumah Sakit Hermina, Depok, ”Wanita senang banget diperhatikan untuk hal-hal detil, sedangkan bagi pria hal itu nggak begitu penting.”
Inilah yang sering menyebabkan pria dinilai
tidak sensitif terhadap perasaan wanita. Padahal yang terjadi mereka
tidak tahu hal itu penting. Indera wanita yang tinggi berharap pria bisa
menangkap bahasa isyarat tubuh, lisan dan suara. Sedangkan pria
kebanyakan memang sulit pembaca pikiran orang. Banyak pria yang
mengeluh,seolah-olah mereka dipaksa jadi peramal pikiran wanita.
Tahukah anda, bahwa otak pria dan wanita
berkembang dengan kekuatan, talenta dan kecakapan yang berbeda? Menurut
penelitian di Denmark, sel otak pria 4 milyar lebih banyak dibandingkan
dengan otak wanita. Sebagian besar lebih cepat menguasai bidang
matematika, rancang bangun, kuis, dan pemecahan masalah. Sedangkan
wanita memiliki corpus collosum semacam kabel penghubung antara
otak kiri dan otak kanan yang lebih tebal sehingga mereka memiliki 30%
sambungan di otak yang lebih banyak daripada pria. Inilah yang
menyebabkan wanita lebih mudah memiliki kecakapan berbicara dan mampu
melakukan berbagai aktivitas dalam satu waktu.Berbeda dengan pria yang
hanya sanggup memusatkan perhatian pada satu kegiatan saja.
Pria si karet gelang
Pria, kata John Gray, ibarat
karet gelang. Mereka memiliki siklus mendekat, menarik diri, kemudian
mendekat lagi. Mereka pada satu titik akan menjauh dari wanita yang
dicintainya, namun pada saatnya akan kembali mendekat. Kadang pria butuh
sendiri untuk memulihkan dirinya. Banyak wanita yang menyalahartikan si
pria sudah tidak mencintainya lagi.
Pria mulai merasakan kebutuhan
akan kemandirian dan kebebasan setelah memuaskan kebutuhan mereka akan
kehangatan pasangan. Biasanya pria akan menghabiskan waktu untuk dirinya
sendiri, ke dalam “gua”-nya, seperti main game, mengubah-ubah saluran
televisi, menonton pertandingan olahraga, menonton berita, membaca koran
tanpa ingin diusik. Saat menarik diri inilah wanita merasa panik dan
menganggap ada yang salah dengan hubungan mereka.
Mengatasi stress
antara pria dan wanita juga berbeda. Pria langsung masuk ke dalam
“gua”-nya, menyendiri di sana. Sedangkan bagi wanita jika ia terkena
masalah akan berbicara dan berbagi. Lega sudah dada wanita jika sudah
bercerita, otomatis sebagian besar masalah sudah selesai.Jika pria
mengalami masalah, wanita menyodorkan dirinya untuk menjadi teman saat
sedih dan susah. Justru si pria akan semakin jauh masuk ke dalam
“gua”-nya. Hal ini kerap kali memicu pertengkaran.
“Kalau melihat persoalan yang berkecamuk dalam diri suami, istri merasa kok saya tidak berguna ya sebagai istri. Wah saya bukan pendamping yang baik. Suami punya persoalan kok
saya tidak dijadikan tempat mencurahkan,” kata Rustika menirukan
keluhan-keluhan wanita. Jika sang pria tidak mengkomunikasikan mengapa
ia harus punya waktu sendirian untuk dirinya, maka sang istri akan salah
paham.
Berdamai dengan pria
Mau
tahu resep agar kita bisa berdamai dengan kaum Adam ini? Perlakukanlah
mereka seperti pria dan mereka akan memberi lebih banyak. Pria biasanya
enggan dikoreksi dan digurui, jika kita melakukan hal itu maka pria akan
mengganggap perasaannya kalah penting dengan kesempurnaan yang dituntut
wanita. Pria ternyata memiliki keinginan yang besar untuk diterima.
Jika wanita menerima maka pria akan lebih mudah mendengarkan. Sebaliknya
jika wanita menuntut pria untuk mendengar lebih dulu, pria akan merasa
tertolak.
Menurut Rustika, wanita jangan
menganggap pria dapat mengerti keinginannya tanpa diberitahu. Pria
kurang peka dalam hal ini. Kalau wanita tidak minta dukungan, pria
merasa ia sudah cukup banyak memberi. Wanita sering repot dengan
perasaannya sendiri dan bertanya-tanya mengapa si pria tak kunjung
mengerti maksud hatinya. Maka, ungkapkanlah keinginan anda.
“Jika wanita minta bantuan pada
suami, jangan dengan kata-kata sengit,karena jika merasa tidak dihargai
dia akan menolak. Begitupun jika kita menjelaskan panjang lebar mengapa
suami harus membantu kita malah terkesan istri tidak mempercayainya
lagi. Jadi, bilang saja tolong, tanpa harus meyakinkan suami,” anjur
Rustika.
Hal mendasar bagi pria adalah
ia menjadi suami yang paling dibanggakan. Nah, tugas wanitalah yang
harus menyuntikkan “vitamin pahlawan” dalam diri pria sesuai kebutuhan
mereka. Pujilah dan hargailah kemampuannya. Hubungan ini akan
berlangsung timbal balik. Suami akan lebih mudah menerima dan
mendengarkan istrinya,lanjutnya.
Jika suami sedang berada dalam
“gua”-nya, coba sentuh tangannya. Katakan apakah ia ingin menyendiri dan
bercerita ketika ia ingin. Jika ya, maka bersenang-senanglah. Manjakan
diri dengan bertemu dengan teman wanita lain, pergi ke salon atau malah
berbelanja kebutuhan keluarga tanpa ada rasa bersalah telah meninggalkan
suami di rumah sendirian. Saat pria menyendiri justru memberi ruang
buat wanita untuk lebih mudah bersosialisasi.
Jangan berkorban dengan harapan
pria juga akan berkorban. Pria tidak suka menebak perasaan wanita dan
tidak menyadari detil-detil yang memicu permasalahan rumah tangga. Pria
akan menganggap, jika wanita tidak mengungkapkan maka tidak ada masalah.
Komunikasi tidak berjalan lancar jika ada satu pihak yang merasa
berkorban. Rustika menyarankan, tak ada salahnya bagi wanita untuk
asertif dengan mengungkapkan keinginannya dengan cara yang dapat
diterimanya.
(tulisan pernah dimuat di Majalah UMMI)
Dari rferensi diatas ....kira sudah dapat ilmu baru belum???
kayaknya udah deh...heheheh jadi sedikit terbuka hati dan pikiran , belajar memahami bahasa cinta memang tidak mudah, tapi bukan tidak mungkin, bahasa cinta memang unik, dan setiap orang mempunyai cara tersendiri untuk mengungkapkannya.
Pastinya Rumah Tangga adalah lautan luas yang haru diarungi
bersama dengan segala halangan, rintangan, ombak maupun badainya, karena
dengan dengan ombak dan badailah akan menempa jadi pelaut yang tangguh,
begitupula jika kita mampu melewati ombak dan badai dalam rumah tangga
secara bersama2, dengan perasaan untuk terus coba memahami dan mengerti
pasangan kita , tanpa mengedepankan emosi dan egoisme maka kita akan
mampu mengarunginya dengan selamat....hmmmm tapi bisa gak ya???? karena
terkadang kalo hati ini udah keeesseeelll banget suka lupa sama yang
namaya sabar, memahami dan mengerti....heheheheheh...tapi tetep harus
usaha dan berusaha semampu yang kita bisa dan harus pasti bisa , dan
yang paling penting adalah salah satu pijakan yang paling utama seorang rela berumah tangga
adalah karena adanya ketaatan pada syariat Allah. Padahal, kalau menurut
hitung-hitungan materi, berumah tangga itu melelahkan. Justru di
situlah nilai pahala yang Allah janjikan.Ketika masalah nyaris tidak menemui ujung pangkalnya, kembalikanlah
itu kepada sang pemilik masalah, Allah SWT. Pasangkan rasa baik sangka
kepada Allah SWT. Tataplah hikmah di balik masalah. Insya Allah, ada
kebaikan dari semua masalah yang kita hadapi.Lakukanlah pendekatan ubudiyah. Jangan bosan dengan doa.
Bisa jadi, dengan taqarrub pada Allah, masalah yang berat bisa terlihat
ringan. Dan secara otomatis, solusi akan terlihat di depan mata. Insya Allah.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi anda para remaja, bukan hanya para remaja para sepasang kekasih pun dapat mengambil hikmahnya dari artikel ini supaya hubungan anda dan pasangan anda tetap awet sampai akhir hayatnya.
Wasalamu'alaikum wr.wb
0 komentar:
Post a Comment